Campuran Sabun dan Air untuk Cuci Tangan

8 Desember, 2007 at 08:56 8 komentar

hand soap bottleAda satu cara lagi untuk bisa menghemat air!

Anda pernah gak ke restoran yang cairan pembersih tangannya itu sangat cair tetapi tetap ada sabunnya?

Nah prinsipnya seperti itu lah. Kita selalu bilas tangan dulu baru pakai sabun karena kita menganggap sabun cairnya itu kental jadi perlu air.

Bagaimana kalau sabun cairnya dicampur air dulu jadi tidak kental. Kalau sudah begini jadi kalau mau cuci tangan itu langsung saja seprotkan cairan sabun ke tangan beberapa kali, setelah digosok di tangan, baru di bilas pakai air. Jadi pakai airnya pun hanya sekali saja.

Coba saja bandingkan kalau anda bilas, gosok sabun lalu bilas lagi dengan cara ini. Pasti bisa hemat banyak juga. Kita mencuci tangan dalam sehari bisa minimal 5-10x karena sehabis makan, ke kamar kecil dan kalau memegang yang kotor-kotor. Kalau kita bisa hemat 2 liter air per pemakaian saja, per hari sudah hemat 20 liter. Bisa dibayangkan efeknya kalau ramai-ramai memakai cara ini.

Tapi kalau tangan anda lagi kotor banget seperti habis makan ayam goreng yah sekali-sekali bilas tangan dulu baru digosok sabun boleh lah… Yang penting di waktu lainnya kita berhemat.

Entry filed under: Lingkungan Kerja, Lingkungan Rumah.

Kamus makin lama makin tebal. Mendingan pakai yang Online saja. Green is the New Black. Semua mau kelihatan hijau.

8 Komentar Add your own

  • 1. guebukanmonyet  |  9 Desember, 2007 pukul 14:57

    Setuju banget nich. Adak kalanya cara-cara sederhana dapat menciptakan kebaikan dalam dunia, ini salah satu contohnya. Masukan air secukupnya ke dalam sabun dan kita pun bisa menghemat banyak sabun. Nice 🙂

    http://www.jakartabutuhrevolusibudaya.com

  • 2. henny  |  10 Desember, 2007 pukul 17:38

    Tapi ya, yang aku liat di beberapa pertokoan dan mol-mol itu, emang sih sabunnya diencerin dengan air, tapi… kran airnya pada dol kabeh. Jadilah nggak ada orangpun air masih mengetes netes dengan bahagia (sedih?)nya dari kran ke dalam got tanpa menyentuh tangan orang. Huhuhuhu sedih juga. Belum lagi yang WCnya juga airnya mengalir terus-terusan.

    Tapi yang lucu lagi, skarang kan ada banyak WC sensor tuh. Yang nggak butuh dipencet buat nge-flush, tapi cukup ngedadah-dadahin tangan di depan sensornya. Parah deh, saking sensitifnya sensor itu, WC itu bisa nge-flush beberapa kali: orang masuk, lagi duduk, lagi duduk, belum berdiri… dll. malah jadi hambur kan tuh ya?

    hehehe.. eh saya teh jadi ngeblog di blog orang *jadi malu*
    *kabur ah*

  • 3. dodolipet  |  10 Desember, 2007 pukul 18:01

    Henny, thank you untuk komentarnya. jangan malu atuh kalo komen jadi blog disini. pan tulisannya mantep pisan. top (pake b) deh.

  • 4. Sandro  |  11 Desember, 2007 pukul 09:43

    Dear Aku Ingin Hijau,
    Memang benar seperti uraian Anda, cara ini lebih hemat! Thx, saya akan update di blog saya… Hehehe….

  • 5. simpri  |  20 Desember, 2007 pukul 15:53

    Usul cara lain. Sebelum cuci tangan yang lengket lengket dan kotor kotor dijilatin dulu. Sepertinya ini cara yang menjijkan dan ngga sopan ya, tapi ini bisa mengurangi air dan sabun yang tebuang.

  • 6. dodolipet  |  21 Desember, 2007 pukul 16:02

    boleh.. boleh… apalagi kalo bumbunya enak, jangan kebuang dulu biar gak rugi. hehehe…

  • 7. siklus.org  |  23 Desember, 2007 pukul 08:36

    Salut, hal kecil yg tidak terpikirkan sebelumnya. Sangat bermanfaat.

  • 8. TH  |  3 Januari, 2008 pukul 07:20

    Sebetulnya banyak sekali hal-hal kecil sejenis ini yang bisa diterapkan untuk penghematan ato peduli lingkungan. Yang tidak mudah adalah mengubah kebiasaan-kebiasan yang sudah jd pola hidup. Rasanya perlu juga kita tempel tulisan2 untuk mengajak kearah itu, kalo yang ‘jadul’ agak susah merobah kebiasaan, barangkali buat generasi mudanya akan mendapat pengertian yang benar.

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Agenda

Archives

RSS Bisnishijau.Org

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Kampanye Hijau











Statistik Pengunjung

  • 2.475.352 Pengunjung

Statistik

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 318 pelanggan lain